GORESAN HATI SESEORANG YANG MENUNGGU MENJADI PENDAMPING HIDUPKU
Aku takut bila tidak kutulis, pesan yang sangat berharga ini mungkin saja terlupa..Seperti biasa, setiap bertemu kerabat dekat, selalu saja ditanya, “Mana calonnya? Coba lihat dong..”
Aku sudah terbiasa dan sudah mulai pandai menjawab, “Hehe masih seleksi nih.” atau “Doain yaa semoga segera menikah.”
Namun, ketika mereka menanyakan, “Mau adat apa?” dan kujawab, “Belum tahu..” kontan mereka semua tidak dapat menyembunyikan nada terkejut. Ketahuan deh kalau aku belum juga punya calon yang jelas, hahaha (entah kenapa aku hanya bisa tertawa, lebih pada keterkejutan mereka).
Kalau dibilang santai, tentu saja tidak santai. Aku mulai merasa kok tidak enaknya belum punya pendamping hidup di usia tengah 20 tahun ini. Ada rasa sedikit iri melihat orang-orang jalan dengan pasangannya apalagi yang sudah punya anak-anak di usia bawah 30 tahun. Meskipun aku tahu, kebahagian itu ditentukan oleh persepsi kita, bukan apa yang kita punya. Aku juga tahu, mereka yang punya pasangan atau anak-anak belum tentu lebih bahagia daripada aku. Banyak teman-teman yang telah menikah muda ingin dapat melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan bila mereka tidak punya tanggung jawab terhadap suami dan anak-anak.
Walaupun demikian, tetap saja hidupku terasa kurang. Aku terlahir sebagai wanita sehingga wajar saja aku ingin menjalankan fungsiku hidup di dunia ini. Apalagi kalau bukan menjadi istri dan ibu. Meskipun banyak juga yang mengatakan aku masih muda dan menyemangati agar aku fokus karir dan menikah di usia atas 30 tahun saja. Aku juga dapat berpikir dan aku punya visi sendiri. Di imajinasiku, aku dapat mengkhayalkan diriku di usia 40 tahun sudah menikah, punya anak-anak usia remaja dan sudah menikmati hidup berwirausaha di bidang sosial.
Demi mewujudkan visiku itu, mulailah bulan Ramadhan tahun ini aku pun berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Aku ingin sekali dipertemukan dengan jodohku dan kukemukakan keinginanku menikah. Secara ajaib, setelah Ramadhan berakhir, mulailah bermunculan beberapa pria yang siap mengajakku naik ke pelaminan. Sayang sekali, dengan berbagai alasan, aku tidak dapat membantu mereka mewujudkan i’tikad luhur tersebut. Aku juga mulai bingung dan merasa kapal kehidupanku berguncang. Kenapa begini, Ya Allah? Akhirnya kuputuskanlah bulan Oktober ini aku ingin menetralkan hati. Aku ingin berkonsentrasi pada diriku sendiri. Aku ingin memahami dasar hatiku.
Tanpa disangka, suatu kejadian mempertemukanku kembali dengan seorang kerabat yang terakhir kutemui dua tahun silam. Beliau berusia hampir setengah abad dan baru saja menikah yang kedua kalinya di tahun ini. Pernikahan itu beberapa hari sebelum wafatnya sang Ibu dari kerabatku itu. Pertemuan dengan suami keduanya ini sangat menakjubkan. Aku sudah bertekad akan memasukkan kisahnya dalam buku kumpulan kisah pertemuan dengan jodoh yang telah lama kurancang (hehe :D). Baru sore ini, beliau berpesan padaku mengenai jodoh:
Laila, berdoalah pada Allah untuk diberikan jodoh yang terbaik menurut Allah dan agar jodoh Laila dapat memimpin dunia dan akhirat. Jangan minta yang macam-macam. Pasrahkan saja pada Allah. Kalau kita minta ini itu, pasti akan ada saja yang tertinggal. Apalagi kalau sebut nama-nama tertentu. Jangan, Laila. Percayakan pada Allah karena Allah Maha Pencipta. Kita tidak pernah dapat membayangkan apa yang Allah persiapkan untuk kita. Allah tahu yang terbaik bagi kita. Belum tentu apa yang kita anggap baik itu baik juga menurut Allah. Bila kita minta yang terbaik, Allah akan persiapkan dia untuk kita. Allah akan berikan jodoh dari jalan yang tidak terduga dan dalam bentuk yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Aku pun tersentak. Oh, Ya Allah, ini dia jawaban kebingunganku perihal jodoh. Aku ini juga bodoh sekali ya. Doaku selama ini masih sangat dangkal. Aku meminta pada Allah, tetapi aku masih belum percaya pada pilihan Allah. Aku masih ingin macam-macam. Padahal Allah Maha Tahu. Astaghfirullahal adziim.
Baiklah, mulai sekarang aku harus mulai berserah diri pada Allah. Bukan hanya diam saja, tetapi fokus pada perbaikan diriku karena Allah sudah berjanji bahwa wanita yang baik adalah untuk pria yang baik . Maha benar Allah atas segala firmanNya.
Percayalah, percayalah, percayalah…
Jodoh kita itu tidak akan bimbang, tidak akan datang lalu hilang, tidak akan membuat hidup kita lebih rumit. Jodoh kita akan tinggal meskipun kita “mengusirnya” berkali-kali. Dia akan mencari sejuta cara untuk bersama kita. Seperti ucapan seorang teman Mama, “Laki-laki itu, kalau dia serius ingin bersama kita, lautan api pun dia sebrangi!”
Mari kita semangat menyempurnakan agama kita melalui cara yang diridhoi Allah, jalan yang tidak penuh dosa, tetapi jalan yang penuh pahala. Kita fokus memperbaiki diri dan percaya pada janji Allah. Biarlah tidak semua orang mengerti pilihan kita. Hidup kita ini adalah untuk menggapai syurga Allah bukan? Semoga kita selalu diberikan petunjuk untuk berada di jalan yang lurus. Aamiiin…